Tahun Baru Hijriyyah Sebuah Renungan-Setelah sebelumnya Sahabat Wawasan Islam (wi) telah membaca kemulian-kemulian yang terdapat dalam bulan muharram kali ini sehabat Wi akan membaca Instropeksi diri dalam pergantian tahun...
Terkadang MUncul pertanyaan dalam benak kita sendiri.....Siapakah aku? Di manakah aku? Apa yang sedang kukerjakan? Apakah tujuan hidupku? Apakah yang kukerjakan saat ini selaras dengan tujuan hidupku? Apakah aku sadar dengan keberadaanku saat ini? Apakah hidupku telah bermakna? Selayaknya kita renungkan pertanyaan-pertanyaan itu, tepat di malam ketika tahun akan berganti. Menyembunyikan diri kita di dalam pesta pora perayaan dapat menciptakan kebohongan dan penghindaran diri dari segala macam problem yang saat ini kita hadapi.
Tidak terasa kita telah berada di awal tahun baru hijriyyah. begitu cepatnya perjalanan waktu ini. usia kita di dunia ini semakin berkurang, itu artinya kita sudah dekat dengan kehidupan akhirat. benarlah apa yang dikatakan ali bin abi thalib r.a. "hari-hari dunia semakin meninggalkan kita. hari-hari akhirat semakin lama semakin menanti di hadapan kita, setiap darinya memiliki anak, maka jadilah engkau anak-anak akhirat dan jangan menjadi anak-anak dunia, karena sesungguhnya hari ini adalah hari untuk beramal dan tidak ada penghisaban, dan besok (hari akhirat) adalah hari penghisaban amal dan tidak ada lagi hari untuk beramal". (H.R Bukhari).
maka saudaraku di jalan Allah- marilah kita senantiasa mengintropeksi diri kita. selama ini apa sajakah yang kita kerjakan? sudah cukupkah bekal kita untuk menghadap Allah dan mempertanggung jawabkan semua perbuatan kita?? marilah kita merenungkan firman Allah swt "Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan" (QS. Al-Hasyr:18).
Kalau kita mencoba untuk merenung sejenak dan melupakan semua kesibukan sehari-hari maka kita akan menyadari bahwa manusia jaman sekarang ini paling lama umurnya 80 tahun. Itupun sudah termasuk panjang umur.
Tetapi kita sering lupa akan hal ini sehingga kita mati-matian mengejar uang, harta, jabatan dan mengabaikan hati nurani kita. Kita menginjak dan menghina orang yang tidak seberuntung kita dan kita menjilat serta mencari muka terhadap orang kaya dan
Tetapi kita sering lupa akan hal ini sehingga kita mati-matian mengejar uang, harta, jabatan dan mengabaikan hati nurani kita. Kita menginjak dan menghina orang yang tidak seberuntung kita dan kita menjilat serta mencari muka terhadap orang kaya dan berpangkat.
Kita menilai orang dari mobil, rumah, harta, atau jabatannya dan bukan pada pribadi seseorang. Ini yang membuat kita menjadi orang yang egois, serakah, sombong, materialis dan membutakan hati nurani kita sendiri.
Masing-masing orang bersaing untuk saling melebihi dan pamer kekayaan, pamer rumah, pamer mobil, dan lain-lain. Padahal itu semua hanya membuat orang yang tidak seberuntung kita menjadi panas hati dan iri hati.
Untuk itu kita harus sadar dan ingat bahwa hidup ini tidak semata-mata mengejar uang, harta, jabatan, tapi yang utama hidup ini harus kita isi dengan perbuatan-perbuatan yang
berguna dan bermanfaat baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain.
Itu semua membuat kita merasa puas, bahagia, rendah hati dan Kita menilai orang dari mobil, rumah, harta, atau jabatannya dan bukan pada pribadi seseorang. Ini yang membuat kita menjadi orang yang egois, serakah, sombong, materialis dan membutakan hati nurani kita sendiri.
Masing-masing orang bersaing untuk saling melebihi dan pamer kekayaan, pamer rumah, pamer mobil, dan lain-lain. Padahal itu semua hanya membuat orang yang tidak seberuntung kita menjadi panas hati dan iri hati.
Untuk itu kita harus sadar dan ingat bahwa hidup ini tidak semata-mata mengejar uang, harta, jabatan, tapi yang utama hidup ini harus kita isi dengan perbuatan-perbuatan yang berguna dan bermanfaat baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain.
Itu semua membuat kita merasa puas, bahagia, rendah hati dan mempunyai empati terhadap orang yang tidak seberuntung kita. Rejeki kita tidak akan habis, malahan rejeki kita akan lancar dan tidak terputus bila kita mau membagi sebagian dari rejeki kita untuk orang-orang yang memang benar-benar membutuhkan bantuan kita.
Marilah hidup ini kita isi dengan perbuatan-perbuatan yang Marilah hidup ini kita isi dengan perbuatan-perbuatan yang berguna dan bermanfaat baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain.
Akhirnya marilah kita Di awal Tahun baru hijriyyah ini terus mengintropeksi diri degan memperbanyak amal shaleh dan meninggalkan keyakina-keyakinan yang tidak sesuai dengan ajaran islam. islam bukan berarti melarang semua adat istiadat yang ada di masyarakat. hanya saja, adat istiadat yang tidak sesuai ajaran islam, terlebih lagi mengandung kesyirikan dilarng keras dalam islam. karena kesyirikan adalah kelancangan dan kejahatan yang sangat besar terhadap hak Allah swt.
Nasihat ini untuk diri kami dan para pembaca terkhusu lag seluruh kaum muslimin. kami hanya menginginkan sebagaimana yang di inginkan oleh nabi syuaib, "aku tidak bermaksud kecuali mendatangkan perbaikan selama aku masih berkesanggupan. dan tidak ada taufiq bagiku melainkan dengan pertolongan ALlah. hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepadanya aku kembali." (QS. Hud:88).
Masa lalu adalah sejarah....
masa depan adalah misteri....
saat ini adalah karunia....
sukses selalu dunia Akhirat
Sekian artikel tentang Renungan Pergantian Tahun Baru hijriyyah terimah kasih sahabat Wawasan islam Berkanan mampir.