Tidak diragukan lagi, bahwa islam berkembang di dunia ini karena didakwahkan oleh para pembawa panji-panji kebenaran sejak Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad saw. Kemudian diikuti oleh umat-umatnya yang istiqamah, mereka mendakwahkan Islam. Dakwah adalah mengajak manusia untuk mengikuti jalan Allah Swt., mengajak mereka menganuti ajaran islam, mentaati petunjuk dan peraturannya serta meletakkan diri manusia sesuai dengan porsinya sebagai manusia (manusia sebagai makhluk sosial dan manusia sebagai hamba Allah Swt.) dan meletakkan haq Allah sesuai dengan tempatnya pula.
Mengajak manusia untuk mentaati ajaran Allah merupakan manifestasi dan pengejawantahan terhadap keimanan yang terhujam kokoh dalam hati setiap muslim. Sebab dakwah adalah menunjukkan jalan yang benar sesuai apa yang diperintahkan oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya kepada setiap individu, menanamkan rasa cinta kepada kebaikan, membenci kepada kebatilan dan kejahatan, dan membawanya keluar dari kebodohan dan kesesatan kepada jalan yang lurus. Inilah dakwah yang dilakukan oleh Rasul Allah. walhasil, dengan dakwah, kita bisa melihat satu persatu orang-orang yang berada di sekeliling Rasulullah (kaum musyrik, yahudi dan nashrani) mengalami perubahan sikap dan pandangan hidup yang lebih baik dari sebelumnya. mereka mengalami proses rekontruksi diri terahadap mereka sebagai manusia sosial, dan juga sebagai abdi Allah Swt. Akibatnya, kurang lebih selama 23 tahun, dakwah yang dilakukan Rasulullah Saw menuai hasilnya. Dari masyarakat penyembah berhala, matahari, api, bahkan penyembah hawa nafsu berubah menjadi masyarakat yang islami yang menyembah hanya kepada tuhannya makhluk yaitu Allah Swt.
Mengingat semua itu, maka dakwah yang sesungguhnya harus diemban oleh pribadi-pribadi yang kuat dalam segala hal dan tanggguh serta berjiwa besar seperti apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Sehingga seorang da'i dituntut untuk mempunyai kelebihan-kelebihan untuk mengembangkan dakwahnya. Seorang da'i harus mempunyai sesuatu yang dapat diberikan kepada mad'u tentunya wawasan yang luas dan kemampuan diri dalam mengkomunikasikan nilai-nilai dakwah adalah sesuatu hal yang mutlak. Terlebih lagi ketika dakwah ditujukan kepada umat kristiani, ilmu-ilmu yang berkaitan dengannya harus pula dipahami dan dikuasai. Allah swt. Berfirman:
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ [١٦:١٢٥]
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S an-Nahl: 125)
[845] Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
Dalam ayat ini Allah swt. memerintahkan kepada kita untuk berdakwah dengan ilmu dan melakukan mujadalah dengan cara yang paling baik. Untuk melakukan mujadalah tentunya tidak mudah, dibutuhkan pengetahuan-pengetahuan dan pengalaman yang banyak pula. Disinilah pentingnya mempelajari kristologi (islami), sebuah pengetahuan tentang teologi agama kristen untuk mengungkap kelemahan ajaran-ajarannya, kerancuan-kerancuan yang terdapat dalam al-kitab yang dimiliki oleh umat kristiani pada saat ini, dan usaha-usaha yang mereka lakukan untuk mendangkalkan aqidah umat islam dengan menghalalkan segala cara, untuk menunjukkan kepada umat manusia bahwa agama yang paling benar adalah agama islam yang barang siapa mencari agama selainnya maka akan mendapatkan kesesatan.
Oleh karena itu seorang da’i wajib mempelajari kristologi guna mematahkan argumen-argumen mereka dengan memakai alkitab sebagai senjata yang ampuh dalam membantah pendapat mereka.
Kewaspadaan dan bekal akan pengetahuan kita akan iman Islam kita apalagi pada saat ini yang sepertinya benar rupanya salah harus dikuasai oleh umat Muslim agar terhindar dari segala tipu daya bagi mereka yang tidak suka akan keberadaan Islam di muka bumi ini. Keadaan saat ini pastilah tidak terlepas dari sejarah yang telah berlalu, itulah yang harus dipahami oleh umat Muslim. Belajar kristologi bukannya untuk bersikap sewenang-wenang namun lebih kepada meyakinkan diri kita akan ajaran Islam, mencegah diri dari upaya-upaya yang terselubung dalam berbagai propaganda yang ada, untuk berdakwah, dan saling ingat-mengingatkan saudara-saudara kita untuk terus meningkatkan ibadah.
Penulis sendiri juga merasa tidak akan pernah cukup untuk menguraikan kristologi semua dalam tulisan yang singkat namun paling tidak bisa menjadi awal mula yang baik dan tidak ada salahnya umat Islam belajar kristologi, bahkan akan menjadi lebih baik jika belajar lagi ajaran-ajaran agama yang ada di muka bumi ini demi menambah pengetahuan dan kebenaran yang ada. Referensi yang penulis kaji dahulu pun paling tidak dapat menambah keingintahuan kita akan kristologi, semoga sedikit membantu dan memberi manfaat.